THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Minggu, 23 Oktober 2011

Asal-usul ayam serama


Serama tercipta dari penyilangan panjang karya penyilang ayam hias,
Wee Yean Een, di Kampung Cina, Kota Baru, Kelantan. Serama berasal
dari silangan ayam kaki panjang, silkie, dan katai jepang selama kurun
1973-1985. Generasi pertama serama yang namanya diambil dari tokoh Sri
Rama dalam epos Ramayana itu diperkenalkan pertama kali pada kontes
ayam hias di Batu Pahat pada 1990-an. Di sana penampilan serama kapan,
panggilannya kini, menghebohkan jagat ayam hias.

Ayam serama kualitas kontes
Ayam serama kualitas kontes
Keelokan serama terletak pada penampilan yang anggun dan gagah bak
satria. Serama pun harus sehat ditandai gerakan lincah. Anatomi ayam perlu disimak teliti. Jengger dan pial tak boleh cacat dan warna harus merah. Matanya jernih dan bersinar. Bulu mengkilap dan berminyak.
Kaki pun bersih dan tidak cacat. Beberapa patokan memilih perlu diketahui antara lain asal-usul, ciri fisik, dan umur. Harga seekor serama bervariasi,
tergantung kualitasnya. Di Malaysia, serama super A berumur 9 bulan kualitas kontes bisa dijual RM8.000 per ekor. Di luar serama generasi baru harga berkisar RM50-RM250 per ekor. Di Indonesia serama kualitas standar umur 2-3 bulan Rp500.000-Rp2-juta. Yang kualitas kontes mencapai Rp5-juta saat berumur 3 bulan; dewasa malah lebih tinggi mencapai Rp10-juta per ekor. Tak heran serama dikoleksi orang-orang menengah ke atas, terutama kelas kontes. Bagi mereka harga mahal tidak dipermasalahkan, asal serama yang dikoleksinya berkualitas. Namun, tidak berarti kalangan menengah ke bawah tidak mampu membeli serama. Serama apkir alias kualitas C dijual Rp100.000-Rp250.000 per ekor. Bagi mereka memelihara serama bisa jadi mengikuti tren atau sekadar
menaikkan gengsi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar